BAB I
PENDAHULUAN
Konsumen merupakan salah satu unsur yang cukup
penting dalam dunia ekonomi. Manusia sendiri dapat menjadi produsen dan
konsumen dalam waktu yang bersamaan, kemudian sebagai manusia yang dilahirkan
dengan hawa nafsu maka kepuasaan dari hal sekecil apapun akan menjadi penting
termasuk dalam mengonsumsi sesuatu.
Melalui mikroekonomi islam kepuasaan konsumen
dapat dipelajari dengan berbagai pendekatan,seperti adanya preferensi
(transitivity) terhadap suatu barang. Kemudian, makalah ini akan menjawab
beberapa pertanyaan mengenai teori konsumsi diantaranya:
1. Bagaimana konsistensi preferensi konsumen dalam
mikro islam?
2. Bagaimana pengaruh kombinasi 2 macam barang dalam
teori konsumsi?
3. Bagaimana konsumsi kombinasi 2 macam barang dengan
anggaran biaya tertentu?
4. Bagaimana perfektif islam mengenai kemaslahatan?
5. Bagaimana teori permintaan ditinjau dari
persfektif islam?
Melalui beberapa pertanyaaan tersebut akan
menjawab sebagian permasalahan dalam dunia ekonomi mengenai teori konsumsi dan
utility (kepuasan) konsumen dengan perbandingan antara teori konsumsi klasik
dan teori konsumsi islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsistensi Pereferensi
Dalam
setiap perilaku konsumen untuk memaksimumkan kepuasaan, terdapat empat prinsip
pilihan rasional, yaitu:
a. Kelengkapan (Completeness)
Prinsip
ini menyatakan bahwa setiap individu pasti akan dapat menentukan barang mana
yang lebih ia sukai.
b. Trasitivitas (Transitivity)
Konsumen
memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dalam menentukan pilihannya. Dan
prinsip ini memastikan adanya konsistensi internal di dalam diri individu.
c. Kesinambungan (Continuity)
Prinsip
ini menjelaskan bahwa ketika seseorang menyukai produk A maka segala keadaan
yang mendekati produk A akan lebih ia sukai.
d. Lebih banyak lebih baik (The more is better)
Prinsip
ini menjelaskan bahwa kepuasaan akan meningkat ketika jumlah barang yang
dikonsumsi semakin banyak.
Asumsi
ini juga membantu menunjukkan kurva indeferensi, baik menurut teori ekonomi
klasik atau teori ekonomi islam.
B.
Kurva Indeferensi
Kurva
indeferensi muncul karena adanya preferensi yang menunjukan bahwa kepuasaan
tidak dapat dihitung namun hanya bisa dibandingkan. Kurva indeferensi merupakan
tempat kedudukan masing-masing titik yang melambangkan kombinasi dua macam komoditas
yang memberikan tingkat kepuasaan yang sama. Dalam satu kurva indeferensi
setiap titik memiliki kepuasaan yang sama, jika dalam dua kurva yang berbeda
memiliki satu titik yang berpotongan maka itu berarti tidak adanya konsistensi
dalam kasus tersebut.
Ciri
lain Kurva Indeferensi adalah bentuk kurva yang cembung terhadap titik origin
(0) dan kemiringannya dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva indeferensi yang cembung
ke titik origin menjelaskan kadar penggantian marginal yang menggambarkan
besarnya pengorbanan atas konsumsi suatu barang. Bentuk kurva indeferensi
sebenarnya dapat menunjukkan berbagai tingkat kesediaan untuk menggantikan
suatu barang, diantaranya substitusi sempurna dan komplemen sempurna. Substitusi
sempurna akan menunjukan kesediaan seseorang unuk mengganti barang satu dengan
barang yang lainnya. Sedangkan komplemen sempurna akan dijelaskan selanjutnya.
C.
Komplemen Sempurna
Komplemen
sempurna adalah kasus dimana dua barang yang saling melengkapi. Dan dalam kasus
ini substitusi dari barang yang lainnya adalah nol, karena ketika barang
satunya tidak ada maka kepuasaan yang ia miliki tidak akan terganti. Contohnya
adalah sepatu, ketika sepatu kanan hilang maka ia tidak akan bisa digantikan
dengan memilki 2 sepatu kiri begitu juga sebaliknya. Karena saling
ketergantungan maka bentuk kurva indeferensi akan berbentuk siku-siku dan tidak
lagi berbentuk cembung.
D.
Budget Line
Keinginan
untuk memaksimalkan kepuasaan memiliki batasan, yaitu berapa besar dana yang
tersedia untuk mencapai kepuasan yang setinggi-tingginya. Kurva Garis Anggaran
(budget line) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang
yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Kemiringan dari slope garis
anggaran adalah negatif dan ketika kita notasikan garis anggaran dengan BL maka
akan muncul persamaan berikut
BL
= Px Qx + Py Qy……..(4.1)
Lalu
tingkat kepuasan konsumen optimum dapat dicapai oleh seorang konsumen adalah
ketika kurva indeferensi bersinggungan dengan garis anggaran.titik ini
dikatakan maksimum karena merupakan pertemuan antara tingkat kepuasan yang
ingin dicapai dengan anggaran yang tersedia untuk mengonsumsi kedua barang
tersebut.
Tidak hanya
kepuasan optimum yang bisa dicapai menggunakan kurva garis anggaran, namun
solusi optimal juga bisa didapatkan dengan memperhatikan garis anggaran.
Diantaranya:
a. Memaksimalkan tingkat
kepuasan pada garis anggaran tertentu.
Ketika seseorang dihadapkan pada suatu garis anggaran
tertentu dan ia hanya memiliki sejumlah uang. Maka sebagai solusi ia harus
memilih kombinasi yang bisa mendapatakan kepuasan yang maksimum dengan
menghabiskan seluruh dana yang tersedia.
b. Minimalisasi garis
anggran pada tingkat kepuasan tertentu.
Ketika seseorang telah merasa puas dengan hanya mengonsumsi
sejumlah tertentu barang. Maka lebih baik ia menggunakan kombinasi yang
memiliki kepuasan sama dengan yang lain namun menggunakan dana yang lebih
rendah.
E.
Kemaslahatan
Menurut
Islam tujuan konsumsi adalah untuk memperoleh maslahah terbesar, sehingga ia
dapat mencapai kemenangan di dunia dan di akhirat, dengan demikian ketika
seseorang ingin mencapai kepuasan konsumsi yang diinginkan ia harus sesuai
dengan ajaran islam, dan ada beberapa kaidah yang sesuai dengan Firman Allah
diantaranya:
Æ(#qä9$s% äí÷$# $uZs9 y7/u ûÎiüt7ã $uZ©9 $tB }Ïd 4 tA$s% ¼çm¯RÎ) ãAqà)t $pk¨XÎ) ×ots)t/ w ÖÚÍ$sù wur íõ3Î/ 8b#uqtã ú÷üt/ y7Ï9ºs ( (#qè=yèøù$$sù $tB crãtB÷sè? ÇÏÑÈ
Mereka
menjawab: " mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar dia menerangkan
kepada Kami; sapi betina apakah itu." Musa menjawab: "Sesungguhnya
Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan
tidak muda; pertengahan antara itu; Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu". (Al-Baqarah:68)
Ada
juga hadits nabi yang mendukung mengenai tuntunan dalam melakukan konsumsi
tersebut seperti:
“Makanlah,
minimlah, berpakaianlah dan bersedekahlah tanpa kecongkakan dan
berlebih-lebihan, karena sesungguhnya Allah suka melihat nikmat-Nya atas
hamba-Nya.”
Kurva
iso-maslahah (IM) menunjukkan kombinasi dua barang/jasa yang memberikan
maslahah yang sama. Setiap manusia memiliki tingkat kepuasan yang berbeda dan
juga memiliki alternatif kombinasi barang dan jasa. Semakin tinggi kurva iso
maslahah maka semakin banyak barang yang dapat di konsumsi. Dan ini berarti
tingkat maslahah yang didapat juga semakin tinggi.
Dalam
konsep islam semakin tinggi barang halal yang dikonsumsi maka akan lebih baik
kepuasan yang didapatkan. Secara konseptual grafik untuk dua barang halal sama
dengan peningkatan utility pada mikrokonvensional. Dan secara grafis fungsi
maslahah antara dua barang halal dapat digambarkan sebagai berikut:
Halal
X
|
Halal
Y
|
0
|
Dalam
konsep islam sangat penting adanya pembagian jenis barang dan jasa antara yang
haram dan halal. Oleh karena itu, penting untuk menggambarkan dalam satu fungsi
maslahah. Tingkat maslahah untuk dua barang dimana salah satunya merupakan
barang yang tidak diperkenankan dalam syariat islam atau suatu jenis barang
yang tidak disukai digambarkan dengan kepuasan yang terbalik seakan diletakkan
dicermin. Semakin sedikit barang yang tidak disukai atau diperkenankan akan
memberikan tingkat maslahah yang tinggi.
Ketika
menghadapi barang halal dan haram maka ada dua pilihan (corner solution):
a. Maksimalisasi tingkat maslahah pada garis anggaran
tertentu.
Konsumen
akan semakin pemperbanyak konsumsinya atas barang halal dan mengurangi atau
meninggalkan konsumsinya atas barang haram, sehingga tingkat maslahah akan
semakin meningkat. Begitu juga sebaliknya. Maka maslahah yang semakin tinggi
didapat apabila terjadi pergeseran kurva kea rah kanan bawah.
b. Minimalisasi garis anggaran pada tingkat maslahh
tertentu.
Maka
solusinya adalah konsumen semakin mengurangi garis anggarannya untuk
mendapatkan tingkat maslahah tertentu atas barang haram X dan barang halal Y.
F.
Teori permintaan dalam Islam
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan
konsumen, diantaranya adalah:
a. Perubahan tingkat harga
Pendapatan
akan berpengaruh terhadap permintaan karena ketika terjadi perubahan pada
pendapatan riil maka akan terjadi kenaikan harga barang “x” dan pendapatan
nominal tetap, maka pendapatan riil menurun akibatnya pembelian akan barang “x”
akan berkurang, namun apabila harga-harga barang dianggap tetap maka akan mampu
menaikkan permintaan konsumen dan keadaan ini berlaku bagi barang-barang umum
atau barang normal.
Pengecualian
akan terjadi untuk barang-barang inferior, dimana kenaikan pendapatan riil akan
menurunkan permintaan terhadap barang tersebut.
b. Perubahan harga barang lain
Perubahan
harga barang akan merubah nilai guna marginal per rupiahnya. Perubahan harga Y
bisa mempengaruhi permintaan akan barang X. Dalam grafik di bawah ini
digambarkan bila harga barang Y turun, sementara harga barang X tetap maka akan
terjadi pergeseran garis anggaran, dimana permintaan atas barang Y akan semakin
meningkat.dan secara umum efek substitusi berarti bahwa apabila suatu barang
naik, maka konsumen cenderung mengganti konsumsi barang lain dengan harga lebih
murah, guna mendapatkan kepuasan setinggi-tingginya dengan pengeluaran rendah.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam
teori kepuasan konsumen konvensional dikenal dualitas,yakni “rasionalitas
ekonomis” atau “utilitarianisme”. Dalam memaksimumkan kepuasan konsumen
menggunakan kurva indeferensi yaitu kurva yag menjelaskan tingkat kepuasan
konsumen atas mengonsumsi dua jenis produk barang, dimana semakin puas
seseorang maka semakin tinggi pula kurva indeferensinya. Namun kepuasan
konsumen itu sendiri memiliki batasan, dalam ekonomi konvensional batasannya
adalah pendapatan yang dimiliki yang sering disenut dengan garis anggaran.
Sedangkan
untuk kepuasan konsumen menurut Islam dalam memaksimumkan maslahahnya
menggunakan kurva iso-maslahah (IM). Dalam kepuasan konsumen batasan yang
dimilki seseorang tidak hanya dengan garis anggaran saja tapi juga dengan
batasan syariat. Batasan syariat yang dimaksud disini adalah larangan
mengonsumsi barang yang halal dan barang yang haram.
Dalam
menonsumsi barang/ jasa satu hal yang sangat perlu diperhatikan adalah
kehalalan dan jeharaman benda tersebut agar mencapai maslahah yang tinggi dan
tidak lupa juga harus di dukung dengan anggaran yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, prathama
dan Mandala Manurung., Teori Ekonomi
mikro suatu pengantar, edisi keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2010
Karim, Adiwarman.
A, Ekonomi Mikro Islami, edisi
ketiga, cetakan keempat, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007
Muhammad,
ekonomi mikro dalam perspektif Islam,
edisi pertama, Yogyakarta: BAFE Yogyakarta, 2004
Al Arif, M. Nur
Rianto dan Euis Amalia, Teori Mikro
Ekonomi suatu perbandingan ekonomi islam dan konvensional, Jakarta: Kencana
Prenada media group, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar